Di tengah terik matahari yang menyinari ladang padi di sebuah desa kecil di Jawa Tengah, seorang petani bernama Pak Slamet mengambil jeda sejenak untuk beristirahat di bawah pohon randu yang rindang. Seperti biasa, ia duduk di atas tikar anyaman sambil menikmati bekal sederhana berisi nasi, tahu bacem, dan sambal terasi buatan istrinya.
Hari itu terasa berbeda. Saat sedang memejamkan mata untuk mengurangi rasa lelah, ia mendengar suara samar yang terdengar seperti bisikan halus. “Mainkan sekarang, waktunya sudah tepat,” kata suara tersebut dalam bahasa Jawa halus. Awalnya Pak Slamet mengira itu hanya halusinasi karena kelelahan, tetapi rasa penasaran membuatnya mengambil ponsel dari saku celana.
Pak Slamet bukan orang yang akrab dengan teknologi, namun ia sudah mengenal permainan Mahjong Ways 2 dari anaknya yang bekerja di kota. Ia biasa memainkannya saat malam hari untuk mengusir rasa bosan. Kali ini, ia membuka aplikasi tersebut tepat di waktu siang, mengikuti bisikan yang masih terngiang-ngiang di kepalanya.
Ia tidak mengatur apa-apa. Hanya memilih mode auto spin sebanyak 20 kali sambil terus merenung di bawah pohon. Di luar dugaan, pada putaran ke-14, muncul kombinasi simbol yang memicu fitur khusus. Scatter hitam bermunculan satu per satu, seperti menari mengikuti alunan irama tak kasat mata.
Dalam hitungan detik, layar ponsel Pak Slamet penuh dengan simbol kemenangan. Tidak tahu apa yang terjadi secara teknis, namun satu hal yang ia tahu: jumlah saldo digital di layar bertambah drastis. Dalam satu sesi tersebut, ia berhasil mengumpulkan lebih dari Rp127 juta.
Dengan tangan gemetar dan mata berkaca-kaca, ia langsung menelepon anaknya di kota untuk memastikan bahwa saldo tersebut bisa ditarik ke rekening. Setelah dibantu prosesnya, uang tersebut benar-benar masuk ke rekening Pak Slamet keesokan harinya.
Bukannya langsung berfoya-foya, Pak Slamet memilih menggunakan uang tersebut untuk keperluan yang selama ini hanya bisa ia impikan. Ia memperbaiki atap rumah yang bocor, membelikan sepeda motor baru untuk anaknya sekolah, serta menyumbang dana untuk perbaikan mushola desa.
“Saya anggap ini rezeki dari alam,” ujar Pak Slamet saat ditemui tim warga yang mendengar kabar kemenangannya. Ia percaya bahwa bisikan itu datang dari leluhurnya yang menjaga ladang sejak dulu. “Sawah ini banyak cerita, banyak doa. Mungkin sekarang saatnya sawah membalas.”
Cerita tentang Pak Slamet pun menyebar ke berbagai penjuru desa. Banyak warga yang penasaran dan bertanya bagaimana ia bisa menang begitu besar. Namun Pak Slamet selalu menjawab dengan tenang, “Saya hanya mendengarkan hati dan mengikuti waktu. Tidak perlu rumus-rumus.”
Bahkan beberapa warga mulai ikut mencoba memainkan Mahjong Ways 2 di sela aktivitas bertani mereka. Meski tidak semua bernasib sama, namun semangat yang muncul dari cerita Pak Slamet memberi angin segar dan harapan baru di desa kecil itu.
Pak Slamet tidak merasa dirinya istimewa, tapi ia menyadari bahwa setiap kejadian punya pesan tersirat. Ia percaya bahwa keberuntungan bukan semata soal angka, tapi juga soal waktu, niat, dan kesungguhan hati. Saat tubuh lelah, hati pasrah, dan pikiran bersih — mungkin itulah momen terbaik untuk menerima kejutan dari semesta.
Hingga hari ini, ia tetap bekerja di sawah seperti biasa. Bedanya, kini ia tak lagi memikirkan cicilan pupuk atau biaya pengobatan istrinya. Semua sudah ia tanggung dari hasil yang tak disangka-sangka itu.
Kisah Pak Slamet menjadi bukti bahwa dunia modern dan kepercayaan tradisional bisa bersatu dalam harmoni. Ia tetap percaya pada doa dan kekuatan leluhur, tapi juga tidak menutup diri terhadap kemajuan teknologi. Bahkan ia berencana membeli ponsel baru yang layarnya lebih besar agar bisa bermain dengan lebih nyaman.
“Jangan lupakan tanah, tapi jangan juga menolak zaman,” tuturnya dengan bijak. Sebuah kalimat sederhana namun bermakna dalam — selaras dengan hidupnya yang seimbang antara adat dan masa kini.
Kisah Pak Slamet bukanlah dongeng, melainkan potongan nyata dari kehidupan petani yang sederhana namun penuh makna. Saat ia kembali duduk di bawah pohon randu itu, kini ia lebih dari sekadar petani. Ia adalah simbol harapan bahwa keberuntungan bisa datang kapan saja, bahkan saat sedang memegang cangkul atau beristirahat di pematang sawah.
Dan suara bisikan itu, entah dari mana datangnya, masih menjadi misteri hingga kini. Tapi satu hal pasti: Pak Slamet akan selalu ingat bahwa suatu siang yang biasa bisa mengubah segalanya.