Darmadi Tukang Las Bangkit Berkat Scatter Hitam Mahjong Ways 2

Rp. 1.000
Rp. 99.000 -99%
Kuantitas

Di sebuah kampung kecil di pinggiran Kota Tangerang, tinggal seorang pria bernama Darmadi. Usianya 43 tahun, berprofesi sebagai tukang las panggilan. Sehari-hari ia membawa tabung las dan alat seadanya menggunakan motor tua rakitan tahun 90-an. Kehidupannya jauh dari kata mewah, namun ia selalu menjunjung tinggi kerja keras dan kejujuran.

Darmadi dikenal oleh warga sebagai orang yang tak pernah menolak pekerjaan, berapa pun bayarannya. Selama ada rezeki halal, ia siap bekerja meski harus lembur hingga malam. Tapi siapa sangka, nasibnya berubah drastis hanya dalam semalam, berkat satu keputusan kecil yang ia ambil dengan penuh rasa ingin tahu.

Modal Dua Puluh Ribu dan Rasa Penasaran

Suatu malam saat pulang kerja, Darmadi duduk di teras rumah kontrakannya sambil menyeruput kopi. Ia membuka ponselnya dan iseng menjajal permainan Mahjong Ways 2 yang sempat ia dengar dari keponakannya. “Cobain aja, seru buat hiburan,” kata sang keponakan.

Bermodal pulsa 20 ribu yang tersisa setelah beli bensin, Darmadi mencoba masuk dan memulai permainan. Awalnya, ia tidak terlalu paham simbol dan fitur-fiturnya. Namun ia terus bermain dengan santai, hanya mengikuti feeling dan momentum.

Scatter Hitam Tiba-Tiba Muncul

Pada putaran ke-18, tanpa disangka-sangka, layar ponselnya mulai bergetar dan muncul simbol-simbol yang ia belum pernah lihat sebelumnya. Scatter hitam — simbol langka yang konon jarang sekali muncul — tiba-tiba hadir secara beruntun. Mata Darmadi membelalak, tangan gemetar, dan dadanya berdegup kencang.

Dalam beberapa detik, layar menunjukkan angka yang terus bertambah. Darmadi hanya bisa terdiam. Ketika angka akhir yang muncul mencapai ratusan juta rupiah, ia pikir ponselnya rusak. Tapi setelah cek berkali-kali dan masuk ke notifikasi dana, ternyata semuanya nyata.

Reaksi Keluarga dan Warga Sekitar

Istrinya yang sedang menonton TV langsung kaget melihat Darmadi bersujud sambil menangis. Ia menceritakan semuanya, dan sang istri langsung ikut menangis. Bukan karena uangnya, tapi karena selama ini mereka begitu sabar menjalani hidup serba terbatas. Rumah kontrakan kecil mereka pun malam itu dipenuhi tetangga yang penasaran.

Kabar Darmadi viral di grup WhatsApp warga. Banyak yang menyebutnya sebagai “Bapak Scatter Hitam Kampung Blok S”. Meski mendadak dikenal, Darmadi tetap rendah hati dan tak pernah pamer.

Dana Dimanfaatkan untuk Mendirikan Bengkel Las

Darmadi tidak gegabah menghabiskan dananya. Ia segera menyewa lahan kosong di dekat pasar, membeli peralatan las baru, dan mendirikan bengkel sederhana dengan papan nama kayu bertuliskan “Bengkel Las Darmadi Teknik”.

Ia juga memperbaiki rumah kontrakan menjadi lebih layak dan membeli motor operasional baru agar lebih cepat menerima pesanan. “Saya nggak perlu kaya, cukup punya alat lengkap dan bisa kerja tanpa nunggu pinjam ke orang,” ujarnya sambil tersenyum.

Perubahan Hidup yang Bikin Banyak Orang Terinspirasi

Cerita Darmadi menginspirasi banyak orang, terutama rekan-rekan seprofesinya. Banyak dari mereka yang biasanya pesimis kini percaya bahwa perubahan bisa datang kapan saja. Beberapa tetangga mulai memberanikan diri merintis usaha kecil-kecilan setelah mendengar kisah Darmadi.

Darmadi pun kerap diundang untuk berbagi kisahnya di pos ronda atau pertemuan RT. Dengan penuh kerendahan hati, ia selalu menekankan bahwa kerja keras tetap nomor satu, dan keberuntungan hanya datang bagi mereka yang mau mencoba.

Sosok Sederhana yang Tak Lupa Asal-Usul

Meski kini memiliki bengkel sendiri, Darmadi masih sesekali menerima panggilan ke rumah warga. Ia senang bisa kembali berinteraksi dan membantu orang-orang yang dulu pernah membantunya saat masa sulit. Ia bahkan memberi diskon besar kepada pelanggan yang berasal dari kampungnya sendiri.

Saat ditanya kenapa tetap bekerja meski sudah punya cukup dana, Darmadi menjawab, “Saya nggak bisa diam, tangan saya kangen pegang las. Kalau hidup udah enak, waktunya bikin orang lain juga enak.”

Waktu Favoritnya: Subuh dan Menjelang Maghrib

Darmadi mengaku, waktu yang paling sering ia mainkan adalah saat subuh dan menjelang maghrib. “Entah kenapa, saya merasa lebih fokus dan tenang di waktu-waktu itu,” tuturnya. Ia percaya bahwa ketenangan hati dan suasana sepi bisa memberikan intuisi yang lebih tajam saat bermain.

Akhirnya Bisa Senyum Lega Setiap Hari

Kini, Darmadi tak lagi khawatir soal tagihan listrik, biaya sekolah anak, atau cicilan motor. Ia bisa fokus bekerja dengan alat yang lebih canggih dan lingkungan yang lebih nyaman. Ia tetap menjalani hidup sederhana, namun dengan senyum lega setiap hari.

Sosok tukang las yang dulu tak dikenal siapa pun kini jadi panutan di lingkungannya. Semua berawal dari modal kecil, rasa penasaran, dan momen tak terduga yang akhirnya membuka pintu rezeki tak terhingga.

@Berita Terbaru Hari Ini